PERANCANGAN INFRASTRUKTUR E-BISNIS BUSINESS INTELLIGENCE PADA
PERGURUAN TINGGI
Mukti Budiarto1, Maimunah2, Randy Andrian3
1Dosen Jurusan Teknik Informatika AMIK Raharja Informatika
1Dosen Jurusan Teknik Informatika AMIK Raharja Informatika
2Dosen
Jurusan Teknik Informatika AMIK Raharja Informatika
3Mahasiswa Jurusan Teknik Informatika STMIK Raharja
3Mahasiswa Jurusan Teknik Informatika STMIK Raharja
1,2 AMIK Raharja Informatika, Jl. Jend Sudirman No. 40 Cikokol-Tangerang
,3 STMIK Raharja Tangerang, Jl. Jend Sudirman No. 40 Cikokol-Tangerang
Email : mukti_budiarto@yahoo.com; zzahra_2020@yahoo.com; randy_andrian@ti.raharja.ac.id
,3 STMIK Raharja Tangerang, Jl. Jend Sudirman No. 40 Cikokol-Tangerang
Email : mukti_budiarto@yahoo.com; zzahra_2020@yahoo.com; randy_andrian@ti.raharja.ac.id
Abstract
In
the framework of the competition with its
competitors,universities should equip the infrastructure with informationtechnology
support. High-level
management as
decision-makersneed something that can push the system to compete with other universities. They need knowledge of information technology thatcan support them to be able to predict the future and help the whole system to improve services. Business Intelligence as oneterm decision-making system that can assist management withsomething that is predictable and decided. Advances in
communications technology and networks, especially the Internet,providing inrastruktur needed for e-business. This study is an introductory overview of networking concepts and discussstrategic issues relating to alternative methods that can be usedin implementing the organization's e-business.
Keywords: business intelligence, e-bisnis, infrastructure, information
technology
Abstrak
Dalam rangka persaingan dengan pesaingnya, perguruan tinggi harus
melengkapi infrastrukturnya dengan dukungan teknologi informasi. Manajemen
tingkat tinggi sebagai pembuat keputusan membutuhkan sesuatu yang dapat
mendorong sistem untuk berkompetisi dengan perguruan tinggi lainnya. Mereka
membutuhkan pengetahuan teknologi informasi yang dapat mendukung mereka untuk
dapat memprediksi kedepan dan membantu keseluruhan sistem untuk meningkatkan
pelayanan. Business Intelligence sebagai salah satu istilah sistem pengambilan
keputusan yang dapat membantu manajemen dengan sesuatu yang bersifat dapat
diprediksi dan diputuskan. Kemajuan teknologi komunikasi dan jaringan, terutama
internet, menyediakan inrastruktur yang dibutuhkan untuk e-business. Penelitian
ini merupakan pengantar atas gambaran umum konsep jaringan dan mendiskusikan
isu-isu strategis yang berkaitan dengan metode-metode alternatif yang dapat
dipergunakan organisasi dalam mengimplementasikan e-business.
Kata kunci : business
intelligence, e-bisnis, infrastruktur, teknologi informasi
1.
PENDAHULUAN
Business Intelligence adalah proses-proses, alat bantu dan teknologi untuk mengubah
data menjadi informasi dan informasi menjadi pemahaman serta rencana untuk
menggerakkan aktivitas bisnis yang efektif. Business Intelligence apapun
namanya merupakan sebuah Decision Support System (DCS) atau diistilahkan
dengan nama lain seperti data warehouse atau knowledge management
[1-5]. Akan tetapi apapun istilahnya sistem tersebut adalah sistem yang
dibangun untuk membantu manusia dalam pengambilan keputusan. Bisnis saat ini
beralih ke sistem dimana yang tidak lagi dilakukan secara manual namun mengarah
menggunakan bantuan teknologi informasi. Bisnis mulai merambah ke internet dan
biasanya disebut dengan istilah e-commerce atau e-bisnis (e-business)
[6-11]. Dalam menentukan model bisnis bagi sistem aplikasi yang akan dibangun,
perguruan tinggi menentukan kriteria bagi aplikasi yang akan dibangun tersebut
sebagai berikut [5]:
a. Memberikan kemudahan, keamanan, kecepatan dan kenyamanan bagi
pengguna dalam
membantu pengguna dalam menentukan keputusan
b. Investasi yang ditanamkan tidak terlalu tinggi tetapi manfaat
yang diperoleh dapat langsung dirasakan.
c. Menjadi sumber pendapatan baru
Selanjutnya
dilakukan analisa terhadap pengembangan aplikasi dengan menggunakan tiga
kriteria seleksi konsep bisnis sebagai berikut[10]:
1) Potensi Pasar
Kriteria ini digunakan untuk memastikan
apakah potensi pemakai aplikasi ini memang nyata ada. Kuncinya adalah secara
pasti dapat diketahui siapa konsumennya atau pemakai aplikasi ini dan apa yang
mereka inginkan.
2) Daya Saing
Daya saing adalah kriteria yang digunakan
untuk mengukur sejauh mana perguruan tinggi dengan dukungan sistem yang akan
dikembangkan ini dapat memenangkan persaingan.
3) Nilai Ekonomis
Apakah Aplikasi yang akan dikembangkan ini
menguntungkan dan memiliki potensi bisnis
adalah aspek-aspek yang diperhitungkan untuk mengetahui nilai
ekonomis dari sistem ini.
2.
POTENSI PASAR
Dasar pengembangan
e-bisnis adalah karena adanya potensi pasar dalam hal ini adalah:
a. Manajemen tingkat atas (Dekan, Ketua Program Studi)
b. Dosen
c. Mahasiswa
d. Orang tua/Wali
Kebutuhan untuk mendapatkan pelayanan prima berupa kenyamanan,
keamanan dan kecepatan adalah kualifikasi yang dapat dipenuhi oleh sistem yang
akan di bangun. Berikut ini akan dijabarkan secara mendetail hal-hal yang akan
didapat dari aktor potensi pasar ini
a. Manajemen tingkat atas
(Dekan, Ketua Program Studi)
Mendapat laporan-laporan yang mendukung sistem pengambilan
keputusan manajemen.
b. Dosen
Mendapat laporan-laporan yang mendukung sistem pengambilan
keputusan penilaian
mahasiswa, bimbingan akademik mendapatkan laporan-laporan yang
berhubungan dengan kegiatan belajar-mengajar.
c. Mahasiswa
Memperoleh informasi nilai akhir, mendapat laporan-laporan yang
mendukung sistem pengambilan keputusan jumlah mata kuliah dan sks yang diambil
d. Orang tua/wali
Menyajikan informasi umum bagi orang tua mahasiswa baru untuk
menentukan jurusan yang dipilih untuk anaknya. Orang tua mengontrol
perkembangan nilai dan absensi kuliah anaknya setiap semester.
Gambar 1.
Lima kekuatan persaingan untuk perguruan tinggi
Sumber : Data Warehousing Fundamental
Lima kekuatan persaingan untuk perguruan tinggi
Sumber : Data Warehousing Fundamental
1.
DAYA SAING
Untuk melihat posisi dan persaingan dari e-bisnis dilakukan dengan
menggunakan analisa untuk industri Porter Five Forces Competitive Model
dari Michael Porter pada Gambar 1 di bawah ini [9]. Berdasarkan analisa gambar
diatas yang mana menggunakan five forces competitive Michael Porter,
maka dapat dipetakan ada 5 hal yang mempengaruhi persaingan yaitu:
a.
Pesaing (competitor)
Merupakan pesaing dari dunia perguruan tinggi
lain atau perguruan tinggi lain terutama
yang menyelenggarakan pendidikan komputer.
Pertumbuhan perguruan tinggi ini harus
diperhatikan agar dapat diketahui siapa saja
yang menjadi saingan dalam proses bisnis
pendidikan ini.
Perlu direncanakan strategi jangka panjang perusahaan untuk dapat bersaing
dengan perguruan tinggi lain atau perguruan tinggi pesaing.
b.
Penyedia (supplier)
Merupakan pihak-pihak
yang bertindak sebagai penyedia baik mahasiswa sebagai subyek
yang akan dididik
maupun peraturan pemerintah yang mendukung kegiatan pendidikan di
Indonesia.
Pihak-pihak penyedia tersebut diantaranya:
1)
Sekolah menengah atas seperti SMA, SMEA, STM
dan lain-lain. Merupakan supplier terbesar
yang menyediakan calon mahasiswa yang akan menjadi customer dunia pendidikan perguruan tinggi. Merupakan tuntutan
dunia kerja saat ini untuk mempunyai latar belakang pendidikan yang memadai, Pendidikan
menengah atas belumlah cukup untuk memenuhi persaingan dunia kerja saat ini.
Apalagi dengan semakin banyaknya institusi perguruan tinggi dan biaya yang
semakin terjangkau. Pendidikan pada sekolah menengah atas ini mempengaruhi
peluang yang timbul untuk mendapatkan mahasiswa baru. Kerja sama dengan pihak
sekolah menengah atas ini dibutuhkan untuk selalu menarik lulusan sekolah
menengah atas tersebut untuk menjadi customer.
2)
Peraturan pemerintah yang secara khusus untuk perguruan tinggi
ditangani oleh DIKTI (Dirjen Pendidikan Tinggi) dan KOPERTIS (Koordinator
Perguruan Tinggi). Pihak DIKTI dan KOPERTIS ini yang bertanggung jawab untuk
mengelola dan mengatur perguruan tinggi agar dapat berjalan pada aturan-aturan
pendidikan yang telah ditetapkan oleh pemerintah melalui Departemen Pendidikan
Nasional. Pihak perguruan tinggi harus memperhatikan aturan-aturan yang telah
ditetapkan agar dapat bersaing, bertahan dan menang dalam persaingan.
3). Masyarakat,
Orang tua/wali, Dunia bisnis. Pandangan / “image” masyarakat sangat
dibutuhkan agar menjadi suatu “trade mark” dan dikenal masyarakat bahwa
institusi pendidikan tersebut adalah benar-benar berkualitas dan memenuhi
standar keinginan masyarakat. Dimana orang tua/wali yang merupakan bagian dari
masyarakat tersebut merupakan sebagai pemicu untuk menentukan apakah anaknya
diinginkan untuk dididik di suatu institusi perguruan tinggi. Selain itu dunia
bisnis yang terkini perlu selalu diperhatikan oleh pihak perguruan tinggi untuk
selalu menjaga mutu lulusan. Perguruan tinggi harus selalu memperhatikan
kebutuhan dunia bisnis saat ini dalam dunia kerja dan kemungkinan dunia kerja
yang ada. Dunia bisnis ini juga merupakan bagian dari
masyarakat yang selalu mengontrol dan memberikan masukan pada perguruan tinggi.
c. Pendatan
baru (new entrant)
Merupakan pendatang baru dalam dunia
pendidikan tinggi. Pihak perguruan tinggi harus selalu memperhatikan dan
mewaspadai pertumbuhan perguruan tinggi baru, apalagi dengan diperbolehkan
pihak perguruan tinggi di luar Indonesia untuk mengembangkan sayapnya di negara
ini merupakan perhatian mendalam dari pihak perguruan tinggi untuk selalu
menjaga mutu didikan.
d.
Pelanggan (customer)
Merupakan individu yang menjadi sumber pendapatan dan target
sasaran bisnis pendidikan tinggi. Pihak perguruan tinggi harus selalu
memperhatikan dan memuaskan mahasiswa sebagai pemakai jasa pendidikan tinggi
ini. Kepuasan yang didapat oleh mahasiswa merupakan sebuah investasi yang mahal
bagi pertumbuhan perguruan tinggi. Mahasiswa-mahasiswa yang puas tersebut akan
menjadi iklan yang berjalan dan hidup dan secara terus-menerus akan menjadi
indikator kenaikan jumlah mahasiswa.
e. Pengganti (subtitutes)
Merupakan pengganti yang akan mempengaruhi mengurangnya jumlah
mahasiswa yang menjadi sumber pemasukan bagi perguruan tinggi. Institusi
pengganti tersebut adalah seperti lembaga kursus, training dan pelatihan serta
lembaga sertifikasi. Bila tidak diperhatikan secara seksama lembaga pengganti
ini akan bertumbuh menjadi “new entrant”. Selain itu pihak
perguruan tinggi perlu memikirkan bagaimana agar perguruan tinggi dapat masuk
juga kedalam bidang pengganti ini.
2.
NILAI EKONOMIS
Dengan adanya business intelligence pada perguruan tinggi
keuntungan ekonomis yang dapat diperoleh antara lain:
a. Menciptakan
lulusan yang berkwalitas dan tepat waktu dengan nilai IPK yang memuaskan.
b. Menciptakan lingkungan
kerja yang kondusif dengan efisiensi biaya dan waktu,
misalkan mengurangi
pertemuan face-to-face antara orang
tua/wali dengan pihak
perguruan tinggi (dosen,
manajemen dan karyawan).
c.
Mengurangi jumlah karyawan,
terutama yang berkaitan dengan pembuatan laporan- laporan pengambilan
keputusan. (efisiensi biaya).
d.
Mengurangi biaya kertas dan cetak (tinta
printer) dan biaya penggandaan (tinta
foto copy).
e.
Menarik minat siswa/i sekolah menjadi mahasiswa.
f. Waktu pengambilan keputusan menjadi lebih
cepat.
g. Waktu
pembuatan laporan atau menghasilkan informasi menjadi lebih cepat.
h.
Image atau brand Perguruan tinggi akan menjadi lebih baik.
Selain keuntungan ekonomis yang didapat
dengan adanya business intelligence
pada perguruan tinggi akan ada pula nilai tambah yang ditawarkan diantaranya :
a. Bagi
Manajemen tingkat atas (Dekan, Ketua Program Studi);
1). Mendapatkan tampilan laporan yang mudah dimengerti.
2). Memperoleh laporan secara cepat dengan
langsung mengakses, (ada
aplikasinya)
b. Bagi
Dosen
1). Mendapatkan tampilan laporan yang mudah
dimengerti.
2). Membantu Dosen dalam membimbing kegiatan
akademik mahasiswa
bimbingannya
c. Bagi Mahasiswa
1). Mendapatkan tampilan laporan yang mudah
dimengerti
2). Membantu mahasiswa lulus tepat waktu
dengan nilai IPK memuaskan
d. Bagi
Orang tua/wali
1). Mendapatkan
tampilan laporan yang mudah dimengerti
2). Memudahkan pengontrolan perkembangan
pendidikan anaknya. Penurunan rancangan e-bisnis business intelligence
dari model bisnis ke arsitektur dijembatani oleh rancangan proses-proses
bisnis. Arsitektur adalah rancangan infrastruktur untuk menjalankan
proses-proses bisnis. Adapun arsitektur tersebut terdiri dari [6]:
a. Arsitektur Konseptual
b. Arsitektur Logis
c. Arsitektur Eksekusi/Fisik
5. ARSITEKTUR
KONSEPTUAL
Merupakan struktur dan interaksi antar aktor
yang terlibat dalam proses bisnis yang digambarkan dengan menggunakan use
case diagram sebagai salah satu diagram Unified Modeling Language
(UML). Proses-proses bisnis ini adalah sarana
untuk merealisasikan strategi bisnis. Selain itu memperlihatkan
teknologi-teknologi kunci yang akan digunakan.
Use case specification
a. Use Case
: Cari dan pilih Laporan
Aktor yang terlibat : Dekan, Ketua Program Studi
Keterangan : <<include>>
Use case : Login
Keterangan :
Aktor memasukkan kode identitas dan password
yang telah diberikan. Sistem akan mencari pada database anggota dan akan
memberikan validasi. Apabila kode identitas dan password sesuai maka aktor dapat melanjutkan ke proses selanjutnya,
jika tidak maka akan ditolak. Apabila validasi login terpenuhi maka Dekan dan
Ketua Program Studi dapat menentukan dan memasukkan pilihan-pilihan data yang
akan didapatkan yang telah disesuaikan dengan rancangan layar untuk proses
mencari dan pilih laporan. Sesuai dengan pilihan-pilihan data yang diinput
sistem akan menampilkan pilihan laporan/informasi dalam bentuk grafik atau laporan
dan dapat dicetak pada printer.
b.
Use case : Cari dan
pilih informasi dosen
Aktor yang terlibat : Dosen
Keterangan : <<include>>
Keterangan : Aktor
memasukkan kode identitas dan password
yang telah diberikan. Sistem akan mencari pada database anggota dan akan
memberikan validasi. Apabila kode identitas dan password sesuai maka aktor dapat melanjutkan ke proses selanjutnya,
jika tidak maka akan ditolak. Apabila validasi login terpenuhi maka Dosen dapat
menentukan dan memasukkan pilihan-pilihan data yang akan didapatkan yang telah
disesuaikan dengan rancangan layar untuk proses mencari dan pilih informasi
dosen. Sesuai dengan pilihan-pilihan data yang diinput sistem akan menampilkan
pilihan laporan/informasi dalam bentuk grafik atau laporan dan dapat dicetak
pada printer.
c. Use case :
Cari dan pilih informasi mahasiswa
Aktor
yang terlibat : Dosen
Keterangan : <<include>>
Use case : Login
Keterangan :
Aktor memasukkan kode identitas dan password
yang telah diberikan. Sistem akan mencari pada database anggota dan akan
memberikan validasi. Apabila kode identitas dan password sesuai maka aktor dapat melanjutkan ke proses selanjutnya,
jika tidak maka akan ditolak. Apabila validasi login terpenuhi maka Dekan
mahasiswa dapat menentukan dan memasukkan pilihan-pilihan data yang akan
didapatkan yang telah disesuaikan dengan rancangan layar untuk proses mencari
dan pilih informasi mahasiswa. Sesuai dengan pilihan - pilihan data yang
diinput sistem akan menampilkan pilihan laporan/informasi dalam bentuk grafik
atau laporan dan dapat dicetak pada printer.
d. Use case :
cari dan pilih informasi orang tua/wali
Aktor
yang terlibat : Dosen
Keterangan :
<<include>>
Use case : Login
Keterangan : Aktor memasukkan kode identitas dan password
yang telah diberikan. Sistem akan mencari pada database anggota dan akan
memberikan validasi. Apabila kode identitas dan password sesuai maka actor
dapat melanjutkan ke proses selanjutnya, jika tidak maka akan ditolak. Apabila
validasi login terpenuhi maka Orang tua/Wali dapat menentukan dan memasukkan
pilihan-pilihan data yang akan didapatkan yang telah disesuaikan dengan
rancangan layar untuk proses mencari dan pilih informasi Orang Tua/Wali. Sesuai
dengan pilihan-pilihan data yang diinput sistem akan menampilkan pilihan
laporan/informasi dalam bentuk grafik atau laporan dan dapat dicetak pada
printer.
Berdasarkan use case diagram Gambar 2, maka diidentifikasi event-event dalam
setiap proses bisnis dan respon yang diharapkan dari sistem pada use case list.
Use case list ini memudahkan untuk menangkap berbagai situasi atau kasus yang
mungkin terjadi dalam proses bisnis serta mengidentifikasi fungsi-fungsi
komponen aplikasi yang memberikan respon terhadap event.
Use Case e-bisnis business Intelligence perguruan tinggi
Sumber
: Sistem analis dan Metode Desain
Ada 3 jenis tipe event bisnis yaitu :
a. Event eksternal, dibangkitkan oleh aktor eksternal dan berupa
input data.
b. Event temporal, dibangkitkan oleh suatu jadwal atau periode.
c. Event perubahan status, dibangkitkan oleh perubahan status atau
kondisi internal sistem.
Gambar 3.
Diagram konteks e-bisnis business intelligence perguruan tinggi
Sumber : Sistem analis dan Metode
Desain
Sumber : sistem analis dan Metode
Desain
Gambar 9.
Rancangan arsitektur logis e-bisnis business intelligence perguruan tinggi
Rancangan arsitektur logis e-bisnis business intelligence perguruan tinggi
Sumber : Sistem analis dan Metode Desain
1.
ARSITEKTUR LOGIS
Menggambarkan proses bisnis dan aliran data dan spesifikasi interface. Selain itu rancangan
arsitektur logis ini merupakan jembatan penghubung antara rancangan model
bisnis dengan rancangan arsitektur fisik yang diidentifikasi dari faktor-faktor
keberhasilan utama (Critical Success Factor). Rancangan arsitektur logis
ini mengacu pada use case diagram dan dimodelkan dengan diagram arus data (Data
Flow Diagram) Gambar 3.
Berdasarkan
use case list dibuatlah event diagram yang akan menjelaskan proses bisnis
masing-masing event pada use case list seperti ditunjukkan pada Gambar 4-8.
Berdasarkan event-event diagram tersebut, dibentuklah diagram aliran data
sistem yang merupakan rancangan arsitektur logis (Gambar 9). Diagram aliran
data sistem ini menggambarkan secara keseluruhan database yang digunakan,
aktor-aktor yang terlibat atau ekternal entitas yang terlibat dan berikut
komponen-komponen aplikasi sistem. Diagram aliran
data sistem ini seringkali juga disebut sebagai diagram overview.
Gambar 10.
Faktor Keberhasilan Utama (CSF) e-bisnis business intelligence perguruan tinggi
Faktor Keberhasilan Utama (CSF) e-bisnis business intelligence perguruan tinggi
Sumber : Strategi dan Internet
7.
ARSITEKTUR EKSEKUSI/FISIK
Faktor Keberhasilan Utama (CSF) e-bisnis business Intelligence perguruan
tinggi ditunjukkan pada Gambar 10. Arsitektur eksekusi/fisik Gambar 11,
menggambarkan topologi/struktur komponen-komponen implementasi. Rancangan
arsitektur aplikasi ini dipetakan ke rancangan infrastruktur dengan
memperhatikan aspek jaminan tingkat layanan (Services Level Agreement)
dan aspek pengembangan lanjut yang terdiri dari: reliability, performance,
scalability dan extensibility
7.1. Reliability
Reliability yang diharapkan dari sistem yang akan dikembangkan ditinjau dari
beberapa hal atau aspek, yaitu:
a. Ketersediaan (Availability):
tersedia 100% yaitu 24 jam x 7 hari atau non stop karena sistem bersifat
online dengan menggunakan teknologi Internet.
b. Akurasi (Accuracy):
akurasi dari sistem, khususnya terkait dengan fungsionalitas penyediaan
informasi kepada pengguna dan pencarian data harus 100%.
c. Mean Time Between Failure
(MBTF): MBTF yang diharapkan dari sistem adalah 6 bulan sehingga sistem jarang
mengalami kegagalan.
d. Mean Time To Repair
(MTTR): MTTR yang diharapkan dari sistem adalah 1x24 jam sehingga jika ada
kegagalan maka toleransi waktu untuk memperbaikinya adalah 1x24 jam sehingga
hari berikutnya sistem sudah tersedia dan dapat digunakan kembali.
7.2.
Performance
Performance yang diharapkan dari sistem
yang akan dikembangkan ditinjau dari beberapa hal atau aspek, yaitu:
a. Response Time: response
time yang diharapkan dari sistem yang dibangun adalah
maksimal 10 detik untuk proses loading
halaman web dan pengelolaan atau penyediaan informasi maupun content.
b. Throughput: throughput
yang diharapkan dari sistem yang dibangun adalah mampumelayani minimal 10
transaksi per detik.
c. Capacity: capacity yang
diharapkan dari sistem yang dibangun adalah mampu melayani minimal 100 pengguna
pada saat yang bersamaan.
d. Flexibility: Flexibility
yang diharapkan dari sistem yang dibangun adalah web browser independent,
artinya sistem dapat diakses dengan menggunakan web browser yang berbeda-beda
(Internet Explorer, Netscape, dan lain-lain).
7. 3. Scalability dan
Extensibility
Scalability yang diharapkan dari sistem yang akan dikembangkan adalah sistem mampu
menangani jumlah pengguna yang selalu bertambah. Selain itu, sistem juga
diharapkan mampu untuk mengantisipasi jika akan ada penambahan layanan maupun
teknologi baru (extensibility).
Gambar 11.
Rancangan arsitektur eksekusi/fisik
e-bisnis business Intelligence perguruan tinggi
Sumber : Data Warehouse di Perguruan Tinggi
8. SIMPULAN
Analisa dan desain untuk masing-masing
implementasi business intelligence ini akan sangat tergantung pada team
yang ditunjuk oleh perguruan tinggi. Antar satu perguruan tinggi dengan
perguruan tinggi lainnya mempunyai keunikan masing-masing yang bisa saja
berbeda dalam proses bisnis dan implementasi penerapan teknologi informasi.
Dukungan manajemen tingkat atas jelas sekali sangat dibutuhkan, selama
manajemen tingkat atas tidak memandang teknologi informasi sebagai sebuah alat
yang dapat membantu dalam persaingan dengan perguruan tinggi lain maka akan
sia-sia penerapan business intelligence ini. Dukungan dari semua manajemen sangat dibutuhkan untuk kelancaran
implementasi dan pengembangan kedepan. Untuk merancang sistem ini menggunakan
metode object oriented design yaitu software visual paradigm.
DAFTAR PUSTAKA
Adams, J., Koushik, S., Vasudeva, G., and
Galambos, G., “Patterns for e-business: A Strategy for Reuse”, IBM
Press, 2001.
Gupta, V.R., “An Introduction to Data
Warehousing”, 1997.
Heise, D., “Data Warehousing in Higher Education”, 2002.
Kalakota, R., and Robinson, M., “e-Business
2.0: Roadmap for Success”, Addison- Wesley, 2000.
McMeekin, A., “Strategic IT Issues for Higher Education”,
2000.
Ponniah, P., “Data Warehousing
Fundamentals”, John Wiley & Sons. Inc, 2001
Porter, M.E., “Strategy
and the Internet”, Harvard Business Review, pp. 62-78, 2001. [10]. Turban,
E., Aronson, J.E., and Liang, T., “Decision Support Systems and Intelligent
Systems”, 7th, Pearson Education, Inc., Upper Saddle River, New Jersey,
07458, USA, 2005
Turban, E., King, D., Lee, J., and Viehland, D., “Electronic
Commerce 2004: A Managerial
Perspective”, 3rd ed.,
Prentice-Hall, 2004.
Whitten, J.L., Bentley, L.D., and Dittman, K.C, “Systems
Analysis and Design Methods”, 6th , McGraw-Hill Inc, New York, USA, 2004.
. ………….., “Minutes of the Decision Support/Data Warehouse
Constituent Group
EDUCAUSE ’99”. Long Beach (CA)
Convention Center, 1999.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar